The Dignity of Gurindam in Malay and Indonesian Literature
Keywords:
gurundam, dignity, malay, literatureAbstract
Gurindam tergolong puisi klasik Melayu, yang masih lestari sampai sekarang. Terus menjadi bahan kajian para pakar pelbagai bidang. Keistimewaan gurindam sebagai karya tersirat di dalam pantun karya Haji Ibrahim Datuk Kaya Muda Riau. Gurindam jenis sastra klasik Melayu yang sangat disukai, dari dahulu sampai sekarang. Martabatnya tak terjejas oleh pelbagai genre sastra yang muncul kemudian.
References
Malik, A., & Junus, H. (2000). Studi tentang himpunan karya Raja Ali Haji. Pekanbaru: Bappeda Propinsi Riau dan PPKK, Unri.
Malik, A. (2015). Nilai-Nilai Budi Pekerti dalam Karya Raja Ali Haji: Courtesy Values in the Work of Raja Ali Haji. Jurnal Peradaban Melayu, 10, 96–107. Retrieved from https://ojs.upsi.edu.my/index.php/JPM/article/view/2009
Malik, A. (2014). Kehalusan budi memartabatkan jati diri: tinjauan karya-karya Raja Ali Haji. Tanjungpinang: Milaz Grafika.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Abdul Malik

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Proceeding International Conference on Malay Identity (ICMI) is licensed under Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Penulis yang mempublikasikan manuskripnya di Proceeding International Conference on Malay Identity (ICMI) ini menyetujui ketentuan berikut:
- Hak cipta pada setiap artikel adalah milik penulis.
- Penulis mengakui bahwa Proceeding International Conference on Malay Identity (ICMI) berhak menjadi yang pertama menerbitkan dengan lisensi Creative Commons Attribution 4.0 International (Attribution 4.0 International CC BY 4.0) .
- Penulis dapat mengirimkan artikel secara terpisah, mengatur distribusi non-eksklusif manuskrip yang telah diterbitkan dalam jurnal ini ke versi lain (misalnya, dikirim ke repositori institusi penulis, publikasi ke dalam buku, dll.), dengan mengakui bahwa manuskrip telah diterbitkan pertama kali di Proceeding International Conference on Malay Identity (ICMI)