Klasifikasi Leksikon dalam Tradisi Adat Menegak Rumah di Desa Air Liki Kabupaten Merangin

Authors

  • Rengki Afria Universitas Jambi
  • Neldi Harianto Universitas Jambi
  • Julisah Izar Universitas Jambi
  • Intan Helendia Putri Universitas Jambi

Keywords:

tradisi, adat, negak rumah, klasifikasi, leksikon

Abstract

Abstrak

Tradisi adat merupakan suatu kebiasaan yang menjadi identitas suatu masyarakat daerah tertentu. Sebagaimana dengan penelitian ini yang bertujuan untuk mendeskrisikan makna kultural dalam tradisi adat Menegak Rumah Desa Air Liki, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi. Tradisi ini diadakan oleh tuan rumah yang ingin mendirikan rumah baru sebagai simbol untuk mbujok (merayu) makhluk-makhluk sekitar agar tidak mengganggu saat proses pembuatan rumah. Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan leksikologi. Data dan sumber data dalam penelitian diperoleh dari wawancara, rekaman, dan pencatatan yang berasal dari informan. Hasil dari penelitian ini didapatkan 24 leksikon yang muncul dalam tradisi adat menegak rumah di Desa Air Liki, Kabupaten Merangin. Jika dikategorikan ke dalam kelas kata, terdiri dari 17 kata benda, yaitu balehong, hak tambun, pelambang, kencah, donso, tungku, lesung, kohan, takatang, tikar, menyan, puyan, okok nau, lopeik bugaih, nagosari, gulai cempodak, dogan,. Selanjutnya 5 kata kerja, yaitu balahak, sayo paek, taganai, silek, sambut talam. Dan 2 pronomina, yaitu datuk langkah, dan datuk ninek mamak. Sedangkan untuk makna kultural didapatkan 18 leksikon, yang terdiri atas 4 leksikon masuk ke dalam makna kultural dalam bentuk makanan dan minuman, seperti lopeik bugaih, nagosari, gulai cempodak, dan dogan. Terdapat 4 leksikon makna kultural dalam bentuk benda-benda perlengkapan, seperti kohan, menyan, puyan, dan okok nau. Terdapat 2 makna kultural nama kegiatan, seperti silek, dan sambut talam.

Kata Kunci: Tradisi, adat, negak rumah, klasifikasi, leksikon

Abstract

Customary tradition is a habit that becomes the identity of a particular local community. As with this research which aims to describe the cultural meaning in the traditional tradition of Menegak Rumah Desa Air Liki, Merangin Regency, Jambi Province. This tradition is held by the host who wants to build a new house as a symbol for mbujok (seducing) the surrounding creatures so as not to interfere with the house-making process. The method in this research is descriptive qualitative using a lexicology approach. Data and data sources in the study were obtained from interviews, recordings, and records from informants. The results of this study obtained 24 lexicons that appear in the traditional tradition of upholding houses in Air Liki, Merangin Regency. If categorized into word classes, it consists of 17 nouns, namely balehong, hak tambun, symbol, kencah, donso, tungku, lesung, kohan, takatang, tikar, menyan, puyan, okok nau, lopeik bugaih, nagosari, gulai cempodak, dogan. Furthermore, 5 verbs, namely balahak, sayo paek, taganai, silek, sambut talam. And 2 pronouns, namely datuk langkah, and datuk ninek mamak. Whereas for cultural meaning, there are 18 lexicons, consisting of 4 lexicons that enter cultural meanings in the form of foof and drinks such as lopeik bugaih, nagosari, gulai cempodak, and dogan. There are 4 lexicons of cultural meaning in the form of equipment object, such as kohan, menyan, puyan, and okok nau. There are 2 cultural meanings of the activity, such as silek, and sambut talam.

Keywords: tradition, custome, negak rumah, classification, lexicon

References

Afria, R. (2017). Inventarisasi Kosakata Arkais Sebagai Upaya Penyelamatan dan Perlindungan Bahasa Melayu Kuno di Provinsi Jambi. Titian: Jurnal Ilmu Humaniora, 1(2), 254 - 265. https://doi.org/10.22437/titian.v1i2.4232

Afria, R., & Sanjaya, D. (2020). Leksikon-Leksikon Tradisional dalam Permainan Ekal dan Layangan di Jambi. Titian: Jurnal Ilmu Humaniora, 4(1), 135-147. https://doi.org/10.22437/titian.v4i1.9555

Afria, R., & Warni. (2020). The Hermeneutic Study in Jambi Malay Phrases as a Local Genius Culture. Proceeding International Conference on Malay Identity, 1(1), 146-149. Retrieved from https://www.conference.unja.ac.id/ICMI/article/view/92

Afria, R., Kusmana, A., & Prawolo, I. (2020). Kata Kata Emosi dalam Cerpen Cerita Buat Para Kekasih karya Agus Noor: Kajian Leksikologi. Salingka: Majalah Ilmiah Bahasa dan Sastra, 17(2), 165-178. https://doi.org/10.26499/salingka.v17i2.330

Chaer, Abdul. (2007). Leksikologi dan Leksikografi Indonesia. Jakarta: Rhineka Cipta.

Kridalaksana. (2011). Kamus Linguisitik. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.

Kusumadi. (2000). Pedoman Tata Hukum Indonesia: Jakarta, Aksara Baru .

Moleong. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya

Nurul Shapira. (2014). Klasifikasi Bentuk Lingual Leksikon Makanan dan Peralatan Dalam Upacara Adat Wuku Taun di Kampung Adat Cikondang, Kabupaten Bandung. Jurnal Bahasa. Vol 7, No 3

Rengki Afria, Ade Kusmana, & Supian. (2021). Eksistensi Kosakata Budaya Jambi Sebagai Pemertahanan Identitas Sosial. Prosiding Seminar Nasional Humaniora, 1, 153-157. Retrieved from https://www.conference.unja.ac.id/SNH/article/view/126

Silalahi, Uber. (2012). Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama

Supriyanto, Hendri. (2007). Upacara Adat Jawa Timur. Surabaya: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan secara Linguistik. Provinsi Jawa Timur

Titik Nurnia Like (2019). Satuan-satuan Lingual Dalam Tradisi Nyadran di Pantai Tawang Kabupaten Kendal. Jurnal Salingka. Vol 16, No 1 Edisi 2019

Warni, W., & Afria, R. (2019). Menelisik Kearifan Lokal Masyarakat Melayu Jambi Berbasis Cerita Rakyat dalam Membangun Peradaban. Titian: Jurnal Ilmu Humaniora, 3(2), 295-313. https://doi.org/10.22437/titian.v3i2.8222

Warni, W., Afria, R. (2020). Analisis Ungkapan Tradisional Melayu Jambi: Kajian Hermeneutik. Sosial Budaya, 17(2), 83-94, http://dx.doi.org/10.24014/sb.v17i2.10585

Downloads

Published

2022-12-31

How to Cite

Afria, R., Harianto, N., Izar, J., & Putri, I. H. (2022). Klasifikasi Leksikon dalam Tradisi Adat Menegak Rumah di Desa Air Liki Kabupaten Merangin. Prosiding Seminar Nasional Humaniora, 2, 11–19. Retrieved from http://conference.unja.ac.id/SNH/article/view/208