Naskah Inchung Kerinci Sebagai Kearifan Lokal Tertua Dalam Kajian Bahasa dan Sastra

Authors

  • Lega Hidayati Universitas Jambi

Abstract

 

Pada zaman dahulu masyarakat suku Kerinci menggunakan aksara incung sebagai bahasa tulis yang digunakan hingga menjadi aksara lokal tertua yang pernah berkembang di Sumatra Tengah. Naskah inchung awalnya befungsi sebagai catatan tulisan suku Kerinci dalam berkirim surat dan pernaskahan lainnya yaitu menggunakan huruf inchung dan berdasarkan hasil analisa dari pihak adat maupun cendikiawan yang ada di Kerinci hasilnya terdapat hampir sekitar 134 buah naskah yang ditemukan dan dengan isi yang berbeda-beda, naskah yang ditemukan disebut dengan istilah tembo atau silsilah keluarga dan juga silsilah suatu tempat, namun ada juga yang menyebutkan dengan istilah karang mindu atau ratap tangis serta menggunakan bahan berupa tanduk dan bambu. Oleh karena itu, metode deskriptif analitis dan pendekatan filologi adalah metode yang digunakan dalam penelitian ini. Hasilnya naskah inchung merupakan sastra lokal yang sangat unik dan berbeda dari aksara pada umumnya baik dari segi bentuk dan pemaknaan suku katanya sehingga aksara inchung salah satu keanekaragaman sastra dan bahasa yang ada di Indonesia yang harus dipelajari dan dilestarikan.

Downloads

Published

2022-07-05