TEKNIK THERMO-COMPOSTING UNTUK SUSTAINABLE AGRI-ENTREPRENEURSHIP
Keywords:
Agri-entrepreneurship, kompos, sustainable, termo-komposAbstract
Industri pupuk organik dengan proses termopilik sudah sangat populer di banyak negara, tetapi tidak di Indonesia. Kondisi ini bisa jadi menjadi salah satu kendala dalam penyediaan pupuk nasional. Hal ini dapat dilihat dari terus meningkatnya beban subsidi pupuk pemerintah, dan isu kerusakan lingkungan akibat penggunaan pupuk kimia (anorganik) yang tidak terkontrol. Lahan telah menjadi rusak akibat penggunaan dosis pupuk anorganik yang berlebihan tanpa diimbangi dengan pupuk organik. Inilah penyebab masalah pupuk di Indonesia, disamping kebutuhan pupuk untuk tanaman pertanian dan perkebunan yang terus meningkat, di sisi lain potensi bahan pupuk organik yang jumlahnya melimpah masih belum dimanfaatkan secara optimal. Tindakan penting kiranya perlu dilakukan untuk mencari solusi masalah pupuk di Indonesia. Diantaranya adalah pemahaman penggunaan pupuk berkelanjutan yang harus dimaknai tidak hanya sebagai keseimbangan kandungan unsur kimianya dalam pupuk, tetapi juga harus dimaknai keseimbangan antara penggunaan pupuk organik dan anorganik. Tujuan tulisan ini adalah untuk mensosialisasikan kembali cara pembuatan termo-kompos (termophilic compost) yaitu aerobik composting dengan rasio C:N = 30:1 dan kelembaban 55–65% sebagai syarat utama. Hal ini diharapkan, penggunaan pupuk organik bisa menjadi lebih intensif di masyarakat, sehingga dapat memicu tumbuhnya kembali industri pupuk organik rakyat. Akhirnya, potensi bio-massa yang melimpah jumlahnya dapat dimanfaatkan untuk swasembada pupuk organik khususnya, sehingga akan tercapai agri-entrepreneurship yang berkelanjutan, yang ditandai dengan tercapainya swasembada berbagai produk pertanian, perkebunan dan peternakan.